Kamis, 13 September 2012


PERENCANA KEUANGAN
Mengapa Asuransi Syariah ?
Senin, 30 Juli 2012 | 13:21 WIB
 

KOMPAS.com - Di dalam ekonomi syariah (muamalah syariah), selain kita mengenal bank syariah, asuransi syariah pun merupakan bagian dari muamalah.
Sebelum kita membahas asuransi syariah maka perlu kita ketahui bahwa asuransi adalah perlindungan suatu nilai ekonomi, nilai ekonomi disini bisa dilihat dari manusia sebagai sumber ekonomi yang dapat menghasilkan uang atau bisa juga barang atau benda yang mempunyai nilai ekonomi seperti rumah, mobil dan lain-lain.

Berbicara mengenai asuransi syariah, ada beberapa landasan penting yang menjelaskan mengapa asuransi syariah dibutuhkan:

1.    Di dalam sebuah kehidupan ada resiko dan ketidakpastian. Dalam syariah pernyataan ini didukung di Qs Lukman:34 “… dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok, dan tiada seorangpun yang mengetahui dibumi mana dia akan mati, sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”.

2.    Kita sebagai umat manusia diwajibkan untuk saling tolong menolong atau saling membantu. Hal ini sangat jelas tersurat dalam Qs Al Maidah:2 “…dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan takwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya”.

3.    Bagi umat manusia yang beriman sangat dianjurkan untuk melakukan perencanaan kedepan untuk diri dan keluarga tercinta, sesuai dengan Qs Al-Hasyir:18 “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang yang diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yangkamukerjakan”.

Setelah kita mengetahui beberapa landasan penting dari asuransi syariah, maka ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan dalam membandingkan asuransi syariah dengan asuransi konvensional yaitu:

1.    Fundamental hukum dan operasional yakni (filosofinya) mencari ridho Allah sehingga berdimensi dunia dan akhirat sementara asuransi konvensional tidak ada keharusan untuk memiliki filosofi hukum operasional akhirat.

2.    Fundamental hukum dan operasionalnya adalah berdasarkan Al Quran, hadist serta hukum positif yang berlaku. Asuransi konvensional hanya menggunakan hukum positif yang berlaku.

3.    Managemen dalam struktur organisasi terdapat DPS (Dewan Pengawas Syariah) dengan tugas dan fungsi memastikan bahwa operasional, managemen, investasi dan produk perusahaan tidak menyimpang dari prinsip syariah.

4.    Sistem akuntansinya adalah membuat laporan yang terbuka dimulai dari sumber dana, penggunaan dan zakatnya. Pada konvensional tidak ada kewajiban harus terbuka dalam hal sistem pembukuannya.

5.    Produknya didisain agar terhindar dari unsur gharar (sesuatu yang tidak jelas), maisir (bersifat spekulatif) dan riba (bunga).

6.    Operasional pengelolaan resiko berdasarkan prinsip membagi resiko (sharing of risk) diantara mereka, sementara konvensional memiliki konsep transfer of risk yakni pemindahan resiko dari peserta ke perusahaan, ini memiliki konsekuensi dana yang diperoleh menjadi berpindah dari peserta menjadi milik perusahaan.

7.    Operasional investasi dana kelolaan pada instrumen berbasis syariah, khusus untuk saham syariah di Indonesia dapat dilihat pada data Jakarta Islamic Index. Pada asuransi konvensional bebas menentukan instrumen investasi.

8.    Operasional pembayaran klaim resiko bersumber dari rekening dana tabbaru yaitu dana yang sejak awal sudah diniatkan dan diikhlaskan untuk kepentingan sosial atau tolong menolong diantara peserta takaful (saling menanggung) apabila terjadi musibah. Pada asuransi konvensional dana ini tercermin di rasio RBC (Risk Based Capital) atau rasio resiko berbanding modal.

Demikian pembaca yang bijaksana berdasarkan hal-hal yang telah tersebut diatas maka perusahaan asuransi syariah tentu memiliki kultur perusahaan berbasis syariah islam, dimana dana yang terkumpul merupakan hak dari peserta, perusahaan syariah hanya memegang amanah untuk mengelolannya, sedangkan pada konvensional dana yang terkumpul menjadi hak perusahaan sehingga perusahaan bebas melakukan alokasi investasinya. (Oktin Utama, praktisi asuransi syariah, partner TGRM Perencana Keuangan)

Editor :
Erlangga Djumena

Sukses Perencanaan Keuangan Memerlukan Komitmen

Author: admin
Banyak orang yang mengajarkan cara instant untuk menjadi kaya, yah memang topik ini sangat menarik karena ternyata banyak orang yang ingin kaya dengan cara cepat. Tidak sepenuhnya salah ikut berbagai seminar untuk membuka wawasan anda, karena memang banyak pengetahuan tambahan yang anda terima melalui berbagai seminar yang menjurus kepada wealth creation. Topik ini sangat menarik , juga buat saya, karena kita semua memang berpengharapan untuk menjadi mandiri dalam hal keuangan.
Boleh anda belajar berbagai informasi yang diberikan tetapi anda harus sadar bahwa segala sesuatu ada risk dan returnnya, jangan sampai anda salah melangkah padahal pengetahuan yang anda peroleh dan kemudian anda praktekan mungkin tidak sesuai dengan umur dan risk profile anda. Misalnya investasi derivatif , padahal anda ingin berinvestasi untuk hari tua anda. Nah hal ini harus hati-hati dan pandai memilah milah mana yang cocok untuk anda, jangan hanya mendengar bisa untung besar dan kaya dari sebuah jenis investasi lalu anda tergiur, padahal belum tentu cocok untuk tujuan keuangan dan risk profile anda. Berhati-hatilah.
Terlepas dari itu semua, sebenarnya bagaimana sih untuk menjadi kaya, apakah semudah membalik tangan, atau justru memang diperlukan suatu komitmen jangka panjang untuk mencapainya. Saya tidak anti dalam hal yang namanya leveraging guna mempercepat tercapainya tujuan keuangan anda. Namun hal ini diperlukan suatu pengetahuan dan analisa yang cukup supaya anda tidak jatuh dalam masalah keuangan.
Salah satu cara yang efektif untuk menjadi mapan dalam hal keuangan adalah dengan berkomitmen melakukan investasi terus menerus setiap bulan walaupun hanya dengan sejumlah uang yang tidak terlalu besar tapi apabila anda melakukannya dengan yang komitmen tinggi maka investasi ada dapat berkembang menjadi cukup besar dalam jangka waktu yang panjang. Contohnya anda dapat berinvestasi pada reksadana secara regular setiap bulan untuk jangka waktu yang anda tetapkan seperti untuk dana pensiun misalnya. Bahkan pemilihan reksadanapun harus disesuaikan dengan risk profile dan tujuan keuangan anda.
Sukses perencanaan keuangan memerlukan komitmen jangka panjang karena kita tidak mencari menang hari ini saja , tapi kita mau seluruh tujuan keuangan keluarga kita tercapai dalam berbagai periode ke depan. Mari kita Berkomitmen…..Anda Pasti Bisa!!

Senin, 10 September 2012


Tips memilih asuransi
Tips asuransi: pilih premi atau manfaat?
Oleh Teddy Gumilar, Anastasia Lilin Y - Senin, 27 Agustus 2012 | 12:10 WIB
JAKARTA. Sebagai produk proteksi, asuransi tak bisa dimasukkan dalam jajaran keranjang investasi. Namun, pada kenyataannya, tak sedikit, lo, yang masih mengaosiasikan asuransi sebagai bentuk investasi. Alhasil, ketika diminta menyetor duit premi dan duit premi lantas hangus karena tak ada klaim, sang pemilik polis asuransi merasa rugi.
Jangan-jangan, Anda termasuk yang masih berpikiran seperti ini?
Seperti menjawab realita di masyarakat tersebut, perusahaan asuransi pun putar otak. Hasilnya, dalam beberapa tahun terakhir makin banyak dijumpai produk asuransi yang memberi iming-iming pengembalian premi yang sudah dibayarkan pemegang polis.
Satu produk yang baru meluncur di pasaran adalah Maestro Hospital Plan. Ini adalah asuransi kesehatan yang dibesut PT AXA Financial Indonesia. Premi yang mesti dibayar dari Rp 95.000 hingga sekitar Rp 740.000 per bulan.
Beberapa manfaat yang ditawarkan adalah penggantian biaya rawat inap hingga Rp 1 juta per hari, biaya harian kamar unit perawatan intensif sampai Rp 2 juta per hari dan biaya bedah sampai Rp 10 juta per pembedahan. Ada pula penggantian biaya pemulihan atas perawatan di rumahsakit sampai Rp 2 juta dan santunan duka sampai Rp 10 juta untuk risiko meninggal dunia.
AXA mensyaratkan pemegang polis membayar premi selama tujuh tahun untuk mendapat manfaat pertanggungan selama 10 tahun. Pada akhir tahun ke-10 ini, AXA akan membayarkan 70% dari total premi yang dibayar meski selama masa pertanggungan ada pengajuan klaim. “Tidak ada syarat apa pun yang harus dipenuhi nasabah untuk mendapatkan pengembalian premi tersebut,” kata Elsye Chatarina, Direktur Penjualan AXA Financial.
Direktur Senior Partner OneShildt Financial Planning Budi Raharjo berpendapat, nilai positif asuransi yang mengembalikan premi adalah bisa merangsang keluarga untuk membeli produk proteksi. Di sisi lain, dengan pengembalian premi berarti nasabah menghemat sejumlah uang yang seharusnya dibayarkan untuk premi. “Nilai lebih ini menjadikan asuransi dengan pengembalian premi menjadi lebih menarik daripada yang tidak,” kata Budi.
Dengan patokan manfaat yang sama, asuransi yang memberikan pengembalian premi umumnya memungut premi yang lebih besar ketimbang yang tidak mengembalikan premi. Sebab, menurut Budi, premi risiko asuransi tersebut sudah masuk ke dalam risk pool. Premi ini tidak mungkin dikeluarkan kembali kecuali di asuransi syariah. Ini pun dibagikan sesuai porsi antara pemegang polis dan perusahaan asuransi.
Manfaat adalah pertimbangan utama
Tawaran manfaat plus pengembalian dari asuransi jenis ini sekilas tampak menggiurkan. Namun, perencana keuangan mencoba memberi gambaran lebih luas agar Anda juga paham dengan kekurangan dari produk ini. Tujuannya agar Anda bisa memaksimalkan “manfaat” produk ini.
Perencana keuangan dari Fin-Ally Financial Consulting Kurnia Sukmanagara mengatakan, manfaat yang ditawarkan mesti menjadi pertimbangan utama keluarga. Tak terkecuali dalam membeli asuransi yang mengembalikan premi.
Kurnia menjelaskan, program dasar dari asuransi kesehatan yaitu In-Patient atau manfaat rawat inap. Manfaat ini meliputi jasa dokter umum, dokter spesialis, obat, fisioterapi, dan diagnostik. Termasuk pula, pembedahan, dari bedah kecil sampai yang kompleks, pemulihan setelah rawat inap, ambulans, santunan rawat jalan karena kecelakaan, dan santunan kematian. “Saya melihat produk yang mengembalikan premi tidak memiliki manfaat dasar yang umumnya dimiliki asuransi kesehatan,” kata Kurnia.
Apa yang disampaikan Kurnia tersebut mengacu pada besar premi yang sama. KONTAN lalu mencoba membandingkan Maestro Hospital Plan dengan asuransi lain yang tidak memberikan premi, yakni Allisya Care dari PT Asuransi Allianz Life Indonesia. Dengan premi kurang lebih sama, yakni Maestro Plan Saphire Rp 4.815.400 per tahun dan Allisya Plan H Rp 4.797.000 per tahun, manfaat yang ditawarkan keduanya cukup berbeda. Ini dilihat dari variasi manfaat yang ditawarkan dan batasan maksimal penggantian biaya yang ditanggung.
Ambil contoh, penggantian biaya kamar Maestro Plan Saphire adalah Rp 1 juta per hari untuk maksimal 90 hari per tahun. Sementara, Allisya Plan H juga menanggung penggantian biaya kamar Rp 1 juta per hari, tapi untuk maksimal 180 hari per tahun. Perbedaan lain, seperti biaya kunjungan dokter dan perawatan dokter spesialis hanya ada di Allisya Plan H, sedangkan Maestro Plan Saphire tak memberi manfaat ini.
Memang, sih, apa yang diperbandingkan KONTAN tersebut tidak bisa mewakili asuransi yang mengembalikan premi dengan asuransi kesehatan murni yang jumlahnya ratusan di pasaran. Namun, setidaknya ini bisa menjadi motivasi bagi Anda untuk lebih jeli membandingkan jeroan dari asuransi yang akan Anda beli.
Siapa yang butuh?
Selain manfaat yang ditawarkan, Budi menambahkan hal lain yang harus dipertimbangkan keluarga adalah reputasi perusahaan asuransi. Ini untuk melihat profesionalitas dan kompetensi perusahaan dalam menanggapi klaim para pemegang polis.
Tak lupa, tengok pula isi kantong keluarga. Kata Budi, murah belum tentu berarti yang terbaik, tapi terlalu mahal juga bisa jadi tidak efisien. “Jadi, seimbangkan kebutuhan antara kebutuhan perlindungan asuransi, pelayanan, klaim, dan beban premi untuk mencari produk yang paling sesuai dengan keluarga,” beber Budi.
Kalau semua variabel pertimbangan tadi sudah Anda dan keluarga lalui, saatnya menentukan pilihan. Mau asuransi dengan pengembalian premi atau asuransi kesehatan yang murni saja.
Pendapat Budi, yang paling cocok mengambil asuransi yang mengembalikan premi adalah pemegang polis yang masih awam dengan asuransi dan baru mulai berasuransi. Sementara, Kurnia menyebut profil yang cocok dengan asuransi seperti Maestro milik AXA adalah mereka yang mau membayar premi asuransi dengan jangka waktu lebih sedikit dibanding jangka waktu menikmati manfaat asuransi.
Setelah mendapat gambaran, mana yang Anda pilih?
Sumber: Rubrik Kocek Mingguan Kontan Edisi 13-19 Agustus 2012.
Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

Minggu, 09 September 2012


Rabu, 28 Maret 2012 | 19:09 WIB
Tips Mengelola Keuangan Keluarga

TEMPO.CO, Jakarta -Berikut adalah tips pengelolaan keuangan keluarga sederhana yang sering diberikan oleh perencana keuangan keluarga.
1. Pertama-tama ajaklah anggota keluarga lain untuk bersama-sama membuat daftar
    kebutuhanselamasebulan.

2. Melakukan analisa yang teliti lalu lakukan pemisahan mana yang merupakan nice to

    have dan mana yang merupakan needs (kebutuhan yang tak dapat dihindari).

3.    Apabila Anda terlanjur berutang dengan cicilan yang melebihi 20 persen dari total penghasilan (pemasukan) keluarga. Maka sebaiknya Anda perlu membicarakan dengan pemberi kredit untuk menjadwal ulang utang itu. Apabila tak memungkinkan, maka carilah pinjaman dengan bunga yang lebih rendah untuk melunasi utang berbunga tinggi. Yang perlu diingat, selama cicilan Anda masih sama dengan atau lebih besar dari 20 persen, sebaiknya Anda jangan melakukan pembelian kredit atau berutang lagi.

4.    Pisahkan 40 persen untuk kebutuhan sehari-hari.Apabila 40 persen dari penghasilan
     tidak mencukupi, berpikirlah kreatif apa lagi yang dapat dihemat; misalnya menghemat
     penggunaan listrik, mengubah kombinasi menu makan sehari-hari.

5.   Pisahkan 20 persen untuk kebutuhan pribadi.

 6.    Menabung secara disiplin 20 persen. Tabungan harus disetorkan ke rekening pada awal  bulan, selambat-lambatan 1 x 24 jam setelah penghasilan diterima. Jika Anda tidak perlu  mencicil pembayaran utang, maka dapat ditabung dan bila telah cukup dapat digunakan untuk membeli sesuatu yang termasuk nice to have.
 
7. Sebaiknya harus menjunjung tinggi komitmen dan sikap konsistensi.
HADRIANI P/ FINANCIAL PLANNING

Rahasia Sukses Mengatur Keuangan Keluarga

Mei 19, 2010 oleh MyFamily Accounting

Masalah utama sebuah keluarga yang selalu ada biasanya seputar keuangan. Bisa karena kekurangan uang, kelebihan uang atau karena bingung bagaimana mengatur uang yang penghasilannya pas-pasan sedangkan kebutuhan selalu melebihi pemasukan.

Namun muara dari itu semua kata kuncinya adalah bagaimana mengatur keuangan keluarga atau pribadi dengan cerdas, cermat dan sebaik-baiknya. Karena masalah mengatur keuangan tidak memandang Anda orang miskin, menengah atau kaya. Karena siapa pun bisa mengatur keuangan keluarganya, maka bisa dikatakan 50% mereka sudah sukses dan berhasil dalam hal finansialnya.

Untuk itu pada tulisan kali ini kami akan membagi salah satu kiat yang diambil dari salah satu endorser MyFamily Accounting yaitu bapak Ahmad Gozali. Adapun beliau memberikan sebuah kiat dan tips rahasia bagaimana agar sebuah keluarga sukses dalam mengatur keuangan keluarganya. Adapun rahasia sukses tersebut adalah dengan melakukan langkah-langkah berikut ini secara urut dan disiplin, yaitu:

  1. Setiap kali menerima gaji maka langkah awal yang terpenting yang harus Anda lakukan pertama kali adalah dengan membayar cicilan hutang terlebih dahulu. Mengapa? Karena hutang adalah kewajiban terpenting yang wajib Anda penuhi kepada pihak lain apakah dari bank dan institusi finansial lainnya. Karena kedisiplinan Anda dalam membayar cicilan merupakan cerminan rapor dan nama baik Anda di mata mereka. Sekali saja Anda telat/mangkir membayar maka nama Anda akan masuk dalam blakck list yang patut diwaspadai nantinya. Sehingga menjaga nama baik sebagai seorang debitor sangat penting di sini, karena akan bermanfaat nantinya di masa yang akan datang. Selain itu pula dengan memprioritaskan membayar cicilan ini, berarti kita sudah menghargai para kreditor kita yang sudah berbaik hati meminjamkan uang kepada kita.
  2. Setelah membayar cicilan hutang, selanjutnya yang Anda lakukan adalah berzakat atau memberikan sumbangan keagamaan. Loh kok begitu? Ya inilah salah satu bukti rasa syukur kita kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia rezeki kepada kita semua, sehingga kita bisa melakukan aktivitas ekonomi keseharian dengan lancar tanpa kekurangan. Dengan mengalokasikan dana khusus untuk berzakat ini maka sudah barang tentu Allah SWT akan semakin menambah karunia dan rezeki yang berlimpah kepada kita. Apakah kita mau semakin disayang oleh Sang Maha Pencipta dan Pemberi Rezeki kita? Maka berzakatlah
  3. Setelah berzakat apa lagi ya? Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah menyisihkan minimal 10% penghasilan Anda untuk ditabung/investasi. Wow, kenapa kok menabungnya di depan ya? Bukannya kalau menabung itu di akhir alias kalau ada sisa ? He..he..he.. itulah salah satu kebiasaan buruk kita dengan menunggu kalau ada sisa uang di akhir bulan, padahal kenyataannya hampir selalu tidak ada yang tersisa bukan? Yang berarti kita tidak pernah akan bisa menabung. Nah, sekarang trend dan kebiasaan bagusnya adalah menabung di depan, dengan memotong langsung dari setiap kali menerima gaji/penghasilan. Untuk penjelasan selengkapnya tentang apa dan bagaimana disiplin dalam menabung ini sudah kami jelaskan di tulisan sebelumnya yang berjudul “Kiat Menabung Bagi Penghasilan Pas-Pasan“.
  4. Nah langkah yang terakhir ini baru yang pasti kita sukai bersama yaitu silahkan habiskan uang gaji/penghasilan yang tersisa Silahkan kita habiskan untuk memenuhi berbagai keperluan rutin keluarga seperti belanja isi dapur, makan, lauk-pauk, asuransi, sekolah anak, rekreasi, beli baju dan lain lagi sepuasnya Enak bukan? Ya tentu saja ini boleh Anda lakukan karena kita sebelumnya sudah memenuhi segala pos-pos penting yang bisa mengakibatkan kacau balaunya kondisi keuangan keluarga seperti senang mengulur waktu membayar cicilan hutang, lupa berzakat dan tidak sempat menabung karena sudah kehabisan duluan dan mengharap uang sisa. Dan dengan mengikuti langkah dari 1-4 di atas tentu kita semua bakal meraih kesuksesan dalam mengatur keuangan keluarga tanpa pusing dan stres.

Semoga rahasia sukses mengatur keuangan keluarga di atas dapat bermanfaat bagi kita semua, yang tentu saja kalau mau meraihnya harus dengan cara dipraktekkan/diterapkan langsung apalagi dengan dibantu menggunakan tools yang populer saat ini yaitu software MyFamily Accounting akan semakin mempermudah dalam pelaksanaannya. Sehingga nanti baru kita bisa masuk ke langkah berikutnya yaitu mulai belajar berinvestasi. Selamat mencoba!

 

Sabtu, 08 September 2012

Kiat Menabung Bagi Penghasilan Pas-Pasan
Mei 1, 2010 oleh MyFamily Accounting

“…Orang kaya adalah yang mau menunda kesenangan sesaat untuk kesenangan masa depan…” (Kata Mutiara Finansial)

Sudah menjadi kebiasaan dan perilaku kebanyakan kita yang selalu merasa heran kenapa selalu saja susah menyisihkan sebagian dari penghasilan/gaji kita untuk ditabung. Selalu saja uang hasil gaji/penghasilan ludes di tengah jalan, hilang tanpa bekas di dompet atau rekening bank.

Sudah maklum dan kita banyak ketahui bahwa para penasehat keuangan pribadi selalu menyarankan agar kita selalu rutin menyisihkan paling tidak 10% dari penghasilan untuk ditabung. Begitu pula buku klasik The Richest Man in The Babylon telah memberikan contoh yang sungguh jelas tentang penting dan bermanfaatnya untuk selalu disiplin dalam menabung sebanyak 10% tersebut.

Dari berbagai artikel dan berbagi pengalaman yang ada, didapat salah satu penyebab utama dari kesulitan kita dalam menyisihkan tabungan adalah karena sudah tertanam kuat mindset dan perilaku bahwa menabung itu adalah “KALAU ADA UANG SISA”. Nah, ini lah pangkal masalahnya. Kalau hanya mengandalkan uang sisa dari penggunaan gaji setiap bulan hampir 100% tidak akan ada uang yang tersisa! Mengapa demikian? Karena dengan berharap uang sisa, maka kita tentu saja tidak memiliki gambaran yang jelas berapa uang yang tersisa kelak? 1 juta, 100 ribu atau 5 ribu perak kah? Tidak ada yang tahu, dan pada kenyataannya dengan selalu mengharap uang sisa tanpa terasa setiap ada sesuatu yang ingin dibeli misalnya ada promo ini promo itu dengan semangat dan nafsu tinggi langsung kita beli produk promo tersebut. Pada akibatnya akan menggerus dan bahkan menghabiskan gaji/pendapatan kita tersebut, sehingga jangan heran bila kita selalu berucap “perasaan baru kemarin deh terima gaji, kok sekarang udah ludes…!”.

Ok sekarang tentu kita tidak mau mengalami kondisi tersebut berulang-ulang sepanjang hidup kita bukan? Kita tentu saja ingin mengubah kebiasaan dan mindset seperti itu bukan? Nah, sekarang bagaimana mengubah pola kebiasaan tersebut? Jawabannya sebenarnya sudah sering kita baca atau dengar yaitu MENABUNGLAH DI DEPAN, bukan di belakang alias uang sisa. Loh apa maksudnya? Maksudnya adalah setiap kali kita menerima gaji maka langsung lah dipotong minimal 10% untuk dimasukkan ke tabungan kita. Dengan seperti itu maka kita hanya akan fokus untuk menghabiskan yang 90% nya saja bukan? Sehingga seluruh pengeluaran dan keinginan belanja kita hanya berkutat pada yang 90% tersebut saja. Jadi contohnya gaji Anda misalnya Rp. 1.500.000, maka setiap kali gajian langsung kita langsung sisihkan/potong sebesar Rp. 150.000. Mudah bukan? Sekarang pertanyaannya bagaimana agar kita benar-benar disiplin dalam menjalani proses menabung setiap bulannya? Beberapa hal di bawah ini patut Anda perhatikan:

1. Jangan ditabung di rumah/brankas. Karena akan menimbulkan godaan untuk suatu

     waktu diambil, sehingga buyarlah rencana panjang kita untuk bisa menabung.

2. Jangan ditabung di rekening bank dengan menggunakan ATM. Karena lagi-lagi ini

    membuka peluang untuk kita suatu waktu bisa mengambilnya.

3. Bukalah rekening tabungan yang Anda blokir (dead account) dalam jangka waktu

    tertentu, sehingga tidak bisa kita ambil selama jangka waktu tersebut.

4. Mintalah pihak bank untuk langsung memotong 10% atau lebih dari gaji kita untuk

    disimpan ke dead account tersebut.

5. Jangan selalu mengingat rekening dead account kita tersebut dan anggap saja

    layaknya kita “belanja” 10% setiap bulan.

Kelima hal di atas akan sangat membantu kita membentuk perilaku dan disiplin tinggi tanpa godaan untuk supaya selalu rajin menabung. Sehingga tanpa kita sadari bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun, pundi pundi tabungan kita akan membengkak dan ketika saatnya tiba tabungan tersebut bisa kita ambil dan bisa kita kembangbiakkan dalam salah satu instrumen investasi atau untuk keperluan lain.
Nah, untuk sementara ini kiat yang bisa kami sampaikan dan kiat ini tidak akan ada gunanya bila tidak dipraktekkan langsung. Kami tunggu cerita keberhasilan Anda dalam menerapkan kiat ini.